Assalamu'alaikum Cintaku part 1
Jakarta kota sejuta mimpi.Ya,itulah kata yang sering diucapkan para
perantau.Hal inilah yang dirasakan oleh pria berketurunan arab,bernama
Reza.
Reza Zakarya yang lahir di Bandung,12 Mei 1989 ini tinggal di
sebuah rumah kecil sederhana di salah satu daerah di jakarta.Reza tak
sendirian,dia ditemani oleh kedua adik kembarnya bernama Rizky dan Ridho
yang masih duduk di bangku SMA.
Demi memenuhi kebutuhan hidup,Reza
harus bekerja di sebuah restoran sebagai waiter.Sesekali di waktu luang
nya,ia aktif mengikuti festival2 bernyanyi tingkat nasional.Karena
karakter suaranya yang khas tersebut,Reza banyak menjuarai festival2. °°
"Ki,Dho..ini hari pertama kalian masuk sekolah lagi kan?" Tanya Reza yg sedang bercermin sambil menyisir rambutnya.
"Iya,A..sekarang kita udah naik kelas XII,dan sebentar lagi kita
bakalan lulus,udah gitu aku mau nikahin Mahrita sedangkan si Ridho
nikahin si Ega, deh" jawab Rizky dengan nada girang sembari memakai
dasi"
"Kok,kamu ngomong nya ngelantur sih,Ki..? Ga baik berkata
kaya gitu.Lagian apa enaknya nikah muda? Ingat,kalian masih muda,masih
banyak kesempatan untuk berkarya!" Ucap Reza dengan nada tegas sambil
mengoleskan minyak wangi roll on ke bajunya.
"Iya,lagian aku ga mau langsung nikah,aku pengen kuliah dulu,Ki" Ridho ikut menyalip pembicaraan.
"Udah,udah..pokoknya kalian harus semangat belajar,gapai cita2 kalian
setinggi langit,dan jangan lupa memohon sama Allah" amanat Reza kepada
adik2nya dengan penuh perhatian.
"Iya aa,kita akan terus gapai
cita2 kita sampai kita meraihnya,We will be your pride,Aa" ucap Ridho
seraya meng-aamiinkan ucapan kakaknya.
"Uuh..so inggris kamu,Dho" ujar Rizky dengan nada mengejek.
"Yaiya lah,kan abis makan pop mie" jawab Ridho sembari memakai sepatu.
"Ya udah,cepet kalian pergi sekolah..nanti kalian terlambat" ucap Reza kepada adik2nya sambil memakai sepatu.
"Ya udah,A..kita pergi dulu yah.. Assalamu'alaikum" pamit Rizky dan Ridho satu persatu sambil mencium tangan kakaknya.
"Iya,Wa'alaikumussalam.." jawab Reza dengan wajah penuh kasih sayang.
Mentari pagi menyapa,sinar hangat menerpa wajah tampan seorang waiter
restoran bernama Reza.Terang saja banyak perempuan yang terpesona
melihat ketampanan dan kealiman sifat Reza,namun Reza tetap setia pada
satu wanita yang akan dijadikan calon pendamping hidupnya yaitu Intan.
Intan sang pujaan hati Reza adalah seorang gadis cantik yang bekerja
sebagai tenaga pengajar atau guru di sebuah Sekolah Dasar di
Jakarta.Karena kecantikan dan juga lesung pipitnya yang tampak manis
saat dia tersenyum,tak heran kalau banyak lelaki yang ingin memiliki
gadis cantik tersebut.Namun nyatanya baik Reza maupun Intan,mereka
pandai menjaga hatinya agar tidak saling berpaling.
Di pagi yang
cerah ini,Reza bersemangat untuk mencari sesuap nasi demi memenuhi
kebutuhan hidupnya.Sesampainya di restoran,Reza selalu menyapa teman2
kerja nya.Inilah salah satu keramahan Reza yang bisa membuat orang2
terdekat nya kerap merasakan kebaikan Reza.
"Selamat pagi,semua..!" Sapa Reza pada teman2 kerjanya di restoran.
"Pagi juga,Za.." jawab teman2 kerjanya dengan wajah berseri2.
"Wah,Za..kelihatannya kamu seger banget sih?" Tanya Risky sambil memakai celemek.
"Alhamdulillah,Bang.Bang Risky juga makin hari makin ganteng aja nih..?" Reza bertanya balik sambil memakai celemek.
"Ah,kamu ni bisa aja Za..haha!" Jawab Risky dengan sedikit tertawa.
"Ciee..Mas Rezaa bentar lagi mau jadi pengantin baru.Alangkah beruntung
nya perempuan yg dapetin Mas Reza" ucap Fatma salah satu waiter di
restoran tsb.
"Iya,mana Mas Reza ini orangnya baik..zaman
sekarang susah lho cari sosok suami seperti Mas Reza ini" Ucap Ina teman
Fatma menambahkan.
"Iyya..moga aja nanti calon suami aku baik kek Mas Reza!" Ucap Karin seraya berharap.
"Ah,kalian ini terlalu berlebihan memuji saya.Saya biasa aja kok.." jawab Reza dengan nada merendah.
"Tapi bener ko,Mas Reza..kami rasa,kami gak berlebihan memuji Mas Reza" tutur Fatma dengan sedikit meyakinkan Reza.
"Ah,sudah lah..kita saling doakan saja yg terbaik buat kita semua"
jawab Reza dengan bijaksana sambil mengambil buku menu makanan.
Begitulah suasana di dapur restoran ketika Reza menebarkan kebaikan pada teman2 kerjanya.
Hari semakin siang, "Pixie Restaurant" malah makin ramai
pelanggan.Walaupun hari sudah siang,dan biasanya stamina menurun pada
orang2 kebanyakan,namun tidak dengan Reza.Keadaan Reza selalu terlihat
prima dan berusaha ramah terhadap para pelanggan.Adzan pun berkumandang
menandakan masuknya waktu sholat dzuhur.Reza pun bergegas ke mushola
dekat restoran tersebut.
"Eh,handphone siapa ini yang jatuh di
sini?" Reza bertanya2 sambil mengambil handphone yang tergeletak di
dekat pelataran mushola.
"Duuh..handphone aku mana yah??? Aku
bener2 lupa,tadi aku simpan di saku belakang celana ku..aduuhh,berabe
deh jadinya" Ucap Evi sambil mondar-mandir yang cemas kehilangan
handphone android bermerek Apple tsb.
"Mbak,ini handphone milik
mbak kah?" Tanya Reza sambil memperlihatkan handphone temuannya yang
kebetulan mendengar ucapan Evi barusan.
"Ah..iya,ini..ini handphone aku.Alhamdulillah ketemu juga.. makasih yah,Mas!!" Jawab Evi dengan perasaan lega.
"Iya Mbak,sama2. Mbak,kalo boleh saya kasih saran..Mbak harus lebih hati2 lg yah,Mbak..untung hp Mbak ketemu" Ucap Reza
"Iya,Mas.. makasiih banget.." Ucap Evi dengan penuh terimakasih.
"Iya,Mbak. Sama2.. Ya udah Mbak,saya harus buru2 shalat dzuhur,permisi
mbak" Ucap Reza dengan langkah yang terburu2 menuju ke dalam masjid.
"Oo..oke oke!" Jawab Evi sambil mengerutkan dahi nya.
Selepasnya shalat dzuhur,kemudian Reza keluar dan segera mengambil sepatunya.
"Loh,Mbak..masih disini??" Tanya Reza sambil menoleh kan kepala nya ke arah Evi yg sedang duduk sendiri di pelataran mushola.
"I,i,iya Mas.." Jawab Evi dengan nada bicara yg gugup ketika menatap wajah Reza.
"Mbak udah shalat belum?" Tanya Reza.
"Be,belum Mas,aku belum shalat" Jawab Evi yang masih menatap wajah Reza.
"Mbak,kenapa?ko gugup gitu?? Mbak biasa aja ngobrol sama saya.Saya
bukan hantu mbak..hehehe" Tanya Reza dengan terheran-heran sambil
sedikit tertawa.
"Eh,iya Mas..maaf,saya kalo lagi lapar kek gini,hehe" jawab Evi dengan nada bercanda.
"Haha, si Mbak bisa aja" ujar Reza sambil memakai sepatu.
"Hehehe, Oiya..nama saya Evi,kalo Mas ini siapa ya?" Tanya Evi mencoba meng akrabkan dirinya.
"Ooh..nama saya Reza,Mbak.." jawab Reza diakhiri dengan senyuman manisnya.
"Ooh,Mas Reza..salam kenal dari saya,Mas!" Ucap Evi dengan penuh keramahan.
"Iya Mbak,salam kenal juga dari saya.Oh iya Mbak, sebaiknya Mbak cepat
shalat dzuhur,mumpung masih ada waktu dan belum masuk waktu ashar.."
Ucap Reza kepada Evi dengan maksud mengingatkan.
"Ta,tapi saya lupa bagaimana cara shalat" Jawab Evi sambil menundukkan kepalanya karena merasa malu.
"Astaghfirullah, Mbak.. bagaimana itu bisa terjadi? Ko sampe2nya cara
shalat aja jadi lupa.." Ujar Reza dengan nada sangat terheran-heran.
"Dulu,waktu aku masih SD,aku rajin..aku rajin shalat,aku selalu pergi
ke surau,..namun semenjak aku pindah ke Jepang dan meneruskan sekolah.ku
dari mulai SMP sampe aku kuliah di sana,aku udah jarang shalat,bahkan
ga pernah..itu sebabnya sekarang aku jadi lupa cara,bacaan gerakan
shalat..aku jadi merasa sangat bersalah" Ungkap Evi dengan penuh
penyesalan.
"Astaghfirullah..aku turut prihatin,Mbak..tapi kalau
saya perhatikan dengan adanya Mbak di mushola hari ini,Mbak ini masih
ada hasrat untuk sholat..benarkah apa yg saya katakan mbak?" Tanya Reza
lebih mendalam lagi.
"Iya,Mas Reza emang bener..sebenernya aku
masih pengen belajar shalat lagi, maka dari itu andaikan ada orang yg
bersedia serta ikhlas hatinya untuk mengajarkan aku shalat kembali,aku
sangat bersyukur dan berterima kasih sekali" Ungkap Evi dengan segala
harapannya.
"Kalau Mbak berkenan,saya bisa mengajarkan Mbak
shalat.Walaupun saya sadar kalau ilmu saya tak sebanyak para kyai dan
iman saya tak sekuat para wali,namun niat saya hanya ingin membantu
Mbak..itupun kalau Mbak berkenan mengizinkannya" Ucap Reza seraya
menawarkan diri untuk membantu Evi.
"Dengan senang hati,Mas..aku
apresiasi niat baik Mas.. makasih banget ya.. apa Mas Reza yakin mau
ngajarin saya shalat??" Tanya Evi dengan wajah yang mulai terlihat
sumringah.
"InsyaAllah,karena ini niat baik saya..saya cuma menghrap ridho dari Allah Swt semata" jawab Reza dengan penuh keyakinan.
Ternyata dari kejauhan,Danang kaget melihat Evi yang sedang mengobrol dengan Reza di teras mushola.
"Siapa cowok yg lagi ngobrol sama Evi itu?? Apa itu temen lamanya
Evi,tapi aku belum pernah lihat dia.. Ah,lebih baik aku samperin aja ke
situ" ucap Danang dalam mobil sambil mengangguk2an kepalanya.
"Beib..!!" Sapa Danang sambil menepuk pundak Evi.
"Eh,Beib..ko kamu bisa ada di sini, sejak kapan?" Tanya Evi dengan nada kaget sambil menoleh ke arah Danang.
"Sejak tadi.Kamu ngapain di sini??" Tanya Danang sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana jeans nya.
"Aku mau shalat,Beib!" Jawab Evi sambil menundukkan kepalanya.
"Ah,apa?? Kamu mau shalat?? Sejak kapan kamu kepengen shalat?" Tanya Danang dengan nada terheran-heran.
"Emang salah yah,kalo aku mau berubah??" Tanya Evi dengan nada sinis sambil mengibaskan rambutnya.
"Ya engga sih.. ya udah lah,sekarang kamu cepet temenin aku beli
Handphone baru, handphone aku tadi abis ilang" Ajak Danang sambil
menarik tangan kanan Evi.
"Mas,tunggu..tapi dia belum shalat!" Cegah Reza, sambil menarik tangan kiri Evi.
"Hei,apa maksud kamu pegang2 tangan pacar aku?" Tanya Danang dengan nada marah.
"Maaf" jawab Reza dengan singkat sambil menunduk dan melepaskan pegangan tangannya dg Evi.
Tangan Evi terus ditarik oleh Danang hingga menuju arah mobilnya
dipinggir jalan,sesekali Evi menoleh ke belakang ke arah Reza.Evi pun
menaiki mobil mahal semewah Lamborghini milik Danang.°°
Bersambung
#Facebook_Revilovers_Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar