Minggu, 18 Oktober 2015

REVI'L Cerbung "Muara Hati part 5" Oleh Dwi Fatmawati

MUARA HATI part 5
Mereka bertiga saling pandang ...
meresapi keadaan yang membuat mereka sama-sama kaget.
"Reza ... " evi memanggil lirih suaminya itu
Sontak Reza berdiri dari duduknya lalu mendekati Evi.
"Vi ... duduk dulu say ?" Reza mengajak istrinya untuk berbagung duduk dengannya.
Namun Evi menolak, dia langsung berjalan mendekati Egga dan mengajaknya pulang.
Reza tak mengejar Evi. Dia kembali duduk di depan wanita satu anak itu. Dia minta maaf karena tak bisa melanjutkan obrolan mereka.
Rezapun menyusul keluar dan pergi pulang.
.... RUMAH ...
"De, kak Evi dmana ?" tanya Reza kepada Egga sesampainya drumah
Reza buru-buru naik ke atas menuju kamarnya. Dia ingin menjelaskan semuanya ke Evi agar tidak ada salah faham.
Reza mengetuk pintu namun tak ada jawaban. Resa tahu betul bagaimana keadaan istrinya jika sedang marah. Tak mudah bagi Evi untuk langsung membuka bicara.
"Vi, aku masuk ya ... " Reza yang tahu kamarnya nggak di kunci langsung aja masuk ke kamarnya.
Evi sedang duduk di sudut kasurnya bersandar di papan dipan sambil memeluk bantal. Evi terdiam, Reza duduk mendekat.
"Hey ... " sapa reza
"Jangan marah donk say.. " Lanjut Reza lagi.
"siapa mereka ?" Tanya Evi singkat
"bukan siapa-siapa ..."
"Terus kenapa kamu marah besar saat aku bahas tentang foto baby itu ?". .
"Aku juga bingung mau jelasin dari mana. Yang jelaw wanita ity dulunya adalah mantan aku."
"Mantan ??"
"iya ... mantan, anak itu adalah anaknya. kami berpisah karena dia di jodohkan."
"Seneng donk ketemu mantan sama anaknya ... " Sindir Evi
"Nggak gitu juga sayang. Aku hanya kasian aja sama anaknya. Anaknya nggak punya salah apa-apa tapi harus jadi korban perceraian orang tua."
"Oo gitu ... "
"Aku berencana mau mengadopsi anaknya vi ... "
Sontak kalimar Reza membuat Evi tercengang. Kenapa tiba-tiba Reza ingin mengangkat anak itu menjadi anaknya ... bukankah orang tua mereka masuh utuh.
"Vi ... kamu setujukan ?"
Reza meminta izin.
"Kenapa kamu mau adopsi mereka ?, orang tua mereka aja mampu kok merawatnya".
"Tapi vi. wanita itu akan pergi ke luar negeri setelah perceraianbya selesai, suaminyapun angkat tangan dengan anak mereka."
"kenapa nggak di bawa aja ... ?"
"Aku yang melarangnya... Aku ingin merawatnya,"
"Jangan-jangan itu anak kamu ?"
"Terserah kamu lha Vi. aku udah jelasin semuanya ke kamu. aku tetap akan ambil itu."
Evi hanya bisa memandang aneh Reza. Rezapun berdiri dari dusuknya lalu keluar dari kamar mereka, meninggalkan evi dkamar dengan sejuta pertanyaan.
... Evi dan Egga...
"Kak, kakak nggak apa-apakan ?" tanya Egga kepada kakanya diruang makan
"Nggak apa-apa kok de, aku cuma kaget aja tadi lihat Kak Reza dsana.''
"Sekarang kak Reza dimana kak kok nggak ikut kita makan ?"
"Mungkin tadi dia balik ke kantor."
Semenjak pertengkaran tadi Reza belum pulang, entah dimana keberadaannya Evipun nggak tahu.
"Kak Evi yang sabar ya ... " kata egga lagi dalam lamunanya.
"Iya de ... selasaikan gih makanannya. Nanti langsung ke kamar istirahat."
Egga hanya mengangguk dan langsung menyantap makanan kembali dengan sangat tidak semangat.
Evi meninggalkan Egga ke kamarnya. dia menggambil telephon genggamnya, ingin menghubungi Reza. Menanyakan keberadaannya. Namun gengsi Evi masih sedikit tinggi.
...
Dering telepon rumah berbunyi, Evi segera mengangkatnya via telepon yang tersambung di kamarnya.
"Assalamualaikum... " sapa wanita setengah baya itu.
"Waalaikum salam."Balas Evi
" Nak ini mama ..." lanjur seseorang di senebarang sana
"Iya Ma, kenapa ?"
"Gimana kabarmu sehat ?" tanya ibu mertuanya
"sehat Ma ... Mama dan Papah gimana sehat ?".
"Sehat Nak. . Mama mau tanya Reza ada di rumah nggak, dari tadi mama nelpon ke hpnya nggak ada jawaban."
Evi kaget dan bingung mau jawab apa.
"Vi, kamu masih ada di siu kan ?"
'Iya ma , tadi siang Kak Reza pulang ke rumah. Terus berangkat lagi, mungkin ada meeting. Coba nanti evi menghubunginya kembali."
"iya sayang. kalian nggak lagi berantemkan ?"
"Nggak ma. nggak usah khawatir."
"ya sudah kalau gitu. Segera hubungi suamimu ya."
Mama mertuanya menutup telephonnya. Evi segera menghubingi reza via telepon genggamnya. Namun hasilnya nihil.
Alhasil Evipun menunggu Reza pulang di ruang tamu.
Pukul 01.00 pintu rumah terbuka, evi membuka matanya, melihat Reza sedang menutup pintu utama rumah mereka.
"Baru pulang ?" sapa evi berusaha cooling down.
"Iya, kamu belum tidur ?"
"Gimana mau tidur, kamunya aja nggak jelas."
"Maaf ya," ucap Reza
Evi dan reza melangkah bersama menuju kamar, evi tak mau membahas jauh. evi hanya menyampaikan pesan dari mertuanya saja, dan Reza akan menghubungi mereka beasok saat matahari pagi kembali ....
bersambung ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar