Selasa, 27 Oktober 2015

RevI'L Cerbung "Muara Hati part 7" oleh Dwi Fatmawati

Muara Hati part 7

REZA mencari Evi kemana tempat yang sekiranya bisa ia menjumpai Evi. Mulai dari taman hingga tempat makan yang biasa mereka berdua tongkrongi. Hasilnya masih nihil.
Restoran tempat dimana Evi siang ini berada adalah salah satu tempat yang belum Evi dan Reza jelajahi bersama. Evi memang menceritakan tentang sahabatnya itu namun dimana tempt usahanya Evi tidak pernah menceritakan sama sekali. Reza juga termasuk orang yang cuek dengan teman-teman Evi berbeda dengan Evi yang selalu terbuka dan care dengan teman-teman Reza.
Reza lalu membanting setir melajukan kendaraan kembali keperumahannya. Namun dia tak pulang ke rumah. Dia melihat mobil Evi tak terparkir di sana. Reza mebuju rumah Yayat kakak sepupunya. Yang sedanf sibuk memanjakan buah hatinya bersama sang istri.
Reza memarkirkan kendaraannya. Berlahan dia turun diikuti dengan langkah gontai dia masuk ke rumah saudaranya itu yang terlihat ramai dengan tawa sang putri kecil.
"Assalamualaikum... " Reza memberikan salam.
Yayat yang berada di ruang keluargapun membalas ucapan Reza dan keluar membukakan pintu yang terkunci rapat.
"Masuk Za ...." Ajak yayat
"Evi mana Za ??" tanya yayat lagi
"Aku juga sedang mencarinya ... " jawab Reza lemah
"Maksudmu apa ?" Tanya Yayat kembali duduk di lantai bersama buah hatinya yang sibuk bermain.
"Evi pergi keluar, dia pergi begitu saja tanpa pamit karena marah denganku."
"Kok bisa seperti itu ?" Lanjut Tri istri Yayat yang baru saja bergabung mengobrol dengan membawakan degelas minuman dingin berwarna dan beberapa cemilan.
"Sedari pagi aku cuekin dia. Dia mondar-mandir di depanku, menawaruku makan namun aku mengabaikannya. Hingga akhirnya dia pergipun aku tak mengetahuinya." Jelas Reza
"Za ... Reza ... kamu kenapa si ?, kalau kamu punya masalah jangan pelampiaskan ke istrimu yang mungkin tak mengetahui apa-apa." Tri memberikan nasihat.
"Beberapa hari terakhir aku bertemu dengan mantanku, Bintang. Dia ke kantor sambil menangis dan dia jugaa menggendong seorang anak laki-laki mungil. Dia menginginkanku untuk menjadi bapak dari anaknya, tapi dia nggak ingin aku untuk menikahinya. Dia sedang dalam proses perceraian dengan suaminya. Dia tak mau anaknya tumbuh dengan tanpa kasih sayang orang tua, terutama ayah. Saat aku sedang membahas masalag inu dengan dia di salah satu lestoran, evi memergoki kami. Dia berfikir yang tidak-tidak. Alhasil aku menceritakan ke Evi jika aky ingin mengadopsi anak itu, tapi sepertinya dia kurang setuju."
"Susah lah Za, apalagi dengan keadaan kalian yang sedang menunggu momongan, apa kata orang nanti. Kamu mau orang2 berfikir kalau Evi itu mandul ?."
"Namun tak seperti itu maksudku kak Tri".
"Aku tahu itu, tapi apa orang lain bisa mengerti kita ?".Lanjut Yayat.
Reza bingung, memang ada benarnya juga apa yang dikatakan Yayat dan Tri. Mereka mungkin faham dan mengerti namun orang lain belum tentu mengeri sama seperti mereka berdua. Rezapun berfikir ulang. Dia pamit setelah mendapat pencerahan.
..... Rumah ....
REZA DAN EVI sama- sama sampai di rumah di waktu bersamaan. Mereka berdua memarkirkan mobil bersebelahan di samping teras depan garasi rumah mereka.
Reza yang turun terlebih dahulu lalu menunggu Evi tepat di depan mobil Evi. Reza nyambut Evi dengan senyuman, evipun membalas dengan senyuman kecil.
Reza menggandeng ringan tangan Evi, Evipun tak menolaknya. Mereka sama-sama masuk kerumah dengan tangan masih bergandengan. Suasana rumah sedikit sepi. Irwan mungkim sudah pulang, hanya ada suara musik dengan volum yang tidak terlalu besar yang berarah dari kamar Egga.
Reza dan Evi berganti pakaian ala rumahan. Mereka berdua duduk di tepiam kasur. awalnya hanya saling diam. Namun Reza membuka pembicaraan.
"Kamu dari mana ?"
"Aku habis dari tempat temen ..." jawab Evi sedikit kaku
"Oo.. maaf ya untuk silapku tadi pagi dan beberapa hari belakangan ini."
"Nggak apa-apa aku ngerti kok."
"Vi, aku tahu dan faham nggak apa-apanya kamu itu mengandung arti yang sebaliknya. Maafin aku ya sayang, aku janji nggak akan berhubungan lagi dengan mantanku itu dan anaknya. Aku memutuskan untuk tidak mengadopsinya ?".
"Maafkan aku juga Za, bukan aky menolak ke inginanmu tapi aku takut saja nanti jika kita sudah merawatnya hingga dewasa tiba- tiba ayah atau ibunya datang mengambilnya gimana ?, siapa yang merasa dipermainkan di sini ?".
Evi kenangis, kini reza benar - benar mengerti sesungguhnya apa yang evi khawatirkan. Kasih sayang yang mungkin saja nanti mereka miliki untuk anak itu, bisa berbuah pedih jika suatu saat nanti apa yang di khawaturkan oleh evi terjadi. Reza tak mau ambil Reziko panjang. Reza setuju dengan Evi, bahkan di tengah kegalauan mereka itu Evi mengizinkan Reza untuk mengadopsi anak dari panti.
"Za jika kamu memang benar-benar ingin segera ada bayi di rumah ini, bagaimana kalau kita adopsi anak dari panti saja." ucap Evi
Reza menerima ide Evi, namun ia tak langsung ingin mengadopsi sekarang. Ia ingin memperbaiki duu hubungannya dengan Evi, setelah itu barulah Reza akan memikirkan kembali perilah pengapdopsian itu.
"Vi, besok aku akan ambil cuti. Bagaimana kalau kita berlibur, hitung-hitung sebagai ganti bulan madu kita dulu." Ajak reza sambil menyeka air mata Evi.
"Boleh saja ..."
REVI Tersenyum manis mereka saling berpelukan melepas emosi yang pernah ada beberapa hari ini.
Reza mengusap pelan punggyng istrinya dengan penuh rasa cinta.
Tanpa dirasa mapampun datang. Evi sudah menyiapkan makan malam mereka bersama Egga. Egga senang melihat keceriaan kembali terpancar dari wajah kakak sepupunya itu.
REZA sudah siap duduk di meja maoan diikuti Evi dan Egga. Egga melayani kakak - kakanya. Menuangkan nasi, sayur dan lauk. reza dan evi merasa senang dengan keakraban ini.
.... RUANG TV .....
"Cieee yang udah baikan
..." ledek Egga
"hisss kamu iri ya .... makanya ajjak irwan main kesini ...." balas reza.
"Ih ... kak reza apa si. aky nggak ada hubungan apa-apa sama dia juga."
"Jangan bohong kamu, kakak tahu kok". ledeh reza lagi
"Kak evi bantuin aku donk. Jangan diem aja .." Rengek egga kepada Evi yang sibuk dengam pisau buahnya.
"Udah ... udah jangan ribut. Nggak apa-apa kok de kalau kamu jadian dama irwan. Kami setuju..." Evi ikut meledek.
"ihhhhh kalian berdua itu ya ..." Egga kesal akhir ya mengambil benerapa buah dan memakannya dengan kesal.
Evi dan Reza kembali tertawa. Suasana malam ini cukup hangat dan rame karena ulah mereka bettiga di depan tv. Reza yang memang dekat dengan egga tak sungkan untuk bercanda dengannya. sesekali evi nimbrunh dengan becandaan mereka berdua. evi rasa bahagia karena suasana rumahnya tak dingin seperti kemarin.

Bersambung
#sumber: Facebook_REVILOVERS_Group

Tidak ada komentar:

Posting Komentar