Minggu, 18 Oktober 2015

REVI'L Cerbung "Muara Hati part 4" Oleh Dwi Fatmawati

MUARA HATI part 4
Pagipun menjelang. Cahaya matahari masuk ke kamarku memberikan kehangatan. Aku terbangun dari tudurku, rupanya sudah siang. Reza sudah tak ada di tempat tidurnya. Aku lalu mencarinya mulai dari ruang kerjanya hingga ke dapur. Ternyata dia sudah siap dengan pakaian kerjanya. Reza sedang duduk manis dengan mengunyah roti gandum bertemankan segelas susu coklat.
"Maaf sayang aku kesiangan bangunnya." Aku menyesal
"Nggak apa-apa sayang. sini ikut aku sarapan ?"
Aku duduk disamping kanan Reza. Masih ada rasa penyesalan dariku karena aku membiarkan suamiku menyiapkan segalanya sendiri.
"Kenapa kamu nggak bangunin aku ?" Rengekku lagi
"Nggak apa-apa. Udah donk jangan cemberut gitu." sejuk Reza
"Hemmmm"
"Vi, nanti mungkin aku pulang malam. Aku mau ketemu sama klien di luar."
"Gitu ya ... sama sekertaris ??"
"Udah nggak usah galau. tenang aja sayang yang penting kita nggak berduaan."
"Taulah aku ... ya udah tapi janji ya langsung pulang kalau udah selesai." Rengekku
"Iya cinta ... (logat cinca)." Reza menghibur
"Seneng ...."
"Anter aku kedepan yuk. Aku mau berangkat."
"Oke pak bos ..."
Aku berjalan disamping Reza. Dia memeluk pundakku manja. Aku yangvmasih memakai pakaian tidur merasa nggak pd berada disampingnya.
"Janganlupa mandi ... Biar nggak bau ..
" Ucap Reza setelah mebdaratkan kecupannya di keningku.
"Ngapain mandi, suami aja mau jalan ma orang ..."
Reza tertawa, membuat aky juga tertawa. Aku menjabat tangannya, memberikan tas kerjanya dan melihat langkah semangatnya menuju mobilnya. Dia melambaikan tangan, akupun membalasnya. Aku langsung masuk kedalam rumah setelah mobilnya tak terlihat lagi oleh mataku.
Aku menuju dapur, membereskan sisa sarapan pagi ini dan mengerjakan beberapa pekerjaan rumah. Hari ini adalah hari pertamaku keluar dari kantor. Rasanya ada yang berbeda dari rutinitasku. ya, yang tadinya membereskan rumah aku lakukan sepulang kerja kini aku melakukannya pagi hari. Mulai dari sisi dapur hingga semua ruangan di rumah ini. Rumah ini cukup besar jika hanya aku saja yang membereskannya, namun tak masalah. Ini memang sudah kewajibanku sebagai seorang istri.
"Assalamualaikum" suara dari seberang sana
"waalaikum salam." jawab Evi
"kak Evi, ega besok numpang nginep ya. Ega bosen nih di rumah terus."
Ega menelpon ku. kebetulan dia libur kuliah. Dia ingin meng habiskan liburannya di sini. Maklumlah anak muda.
"Boleh ... nggak apa-apa. Rumah ini selalu terbuka buat kamu De."
"Assik ..." Ega girang.
"Mau di jemput ?"
"Nggak usah kak. aku berani sendiri."
Ega menutup teleponnya. Tumben dia mau main ke rumah. biasanya saja di ajak nggak pernah mau.
Aku kembali membereskan rumah yang tadi sempat terhenti karena ega. Aku ke atas menuju ruang kerja Reza.
Aku merapikan beberapa berkas dan buku bacaan yang Reza miliki.
Saat aku membuka laci meja Reza, aku menemukan foto anak kecil yang membuat aku terkejut. Anak siapa, kenapa dia simpan di laci kerjanya.
Apa reza sudah merindukan kehadiran anak kecil di rumah ini. Aku sedih melihat kenyataan yang belum juga memberikanku seorang keturunan.
Foto itu sepertinya foto seorang bayi laki-laki. Pipinya menggemaskan, lucu dan rasanya pingin sekali untuk mencubitnya. Mungkin Reza sudah menginginkan seorang bayi yang bisa meramaikan rumah ini. Ya Allah sebegitu inginkah Reza hungga dia menyimpan foto ini. siapa anak laki-laki ini.
.....
Sudah pukul sepuluh malam, Reza mengabari bahwa dia sedang di jalan. Aku menunggunya di ruang tamu. sambil masih mikirkan foto bayi itu. Aku sengaja membingkainya dan meletakkan kembali di laci meja kerjanya.
Setengah sebelas, mobil Reza sudah masuk keteras rumah. Aku langsung bangkit dari tempat dudukk membukakan pintu unuknya.
"Malam sayyang, kamu belum tidur ?" sapa reza sambil mengecup keningku lagi
"Belum, aku nungguin kamu. " aku kembali meraih tangannya.
"Kamu kenapa, marah ya ?" Tanya Reza
"Nggak kok. Udah makan belum ??"
"Aku nggak yakin .... Udah, kamu udah makan."
"Udah juga, ya udah mandi gih. Aku udah siapin air hangat di kamar mandi."
Reza langsung membersihkan dirinya. aku membawakannya sebotol air mineral lengkap dwngan gelasnya ke kamar. aku menaruhmya di meja kecil lampu tidur yang terletak dekat dengan ranjang kami.
"Tidur Vi ...." ucap reza menyusulku tidur.
"Tidurlah, kamu pasti lelah."
"Kamu sakit ?"
"Nggak ...."
Reza merebahkan dirinya di sampingku. Aku kembali memunggunginya. Ingin aku tanyakan perihal foto anak kecil tadi, namun aku takut dia marah.
"Za, besok temani aku ke rs ya . Aku pungin program hamil." Aku membalikkan badanku.
"Kenapa ... kok tiba-tiba pingin prograam ?".
"Aku ingin aja cepet-cepet punya beby. Biar ada yang nemenin aku saar kamu pergi, dan kayaknya asik kalau kamu liburan kita bisa main bersama."
"Tapi .... "
"Kenapa, kamu nggak mau ?."
"Bukan seperti itu Sayang. Aku masih sibuk dengan pekerjaanku. Minggu depanpun aku harus keluar kota. Apa kita bisa program ?"
"Bukannya kamu udah pingin punya beby ya. Itu di laci kerjamu ada foto beby?".
"Kamu menngeledah meja kerjaku ya ?" Kata Reza meninggi dan bangkit dari tidurnya.
"Kenapa si kok kamu marah gitu. Aku nggak sengaja kali Za nelihatnya. Akukan cuma membereskannta saja. Tapi aky nggak sengaja menemukannya." Jawabku sedikit emosi
"Aku nggak mau tahu alasanmu. mulai besok jangan buka atau sentuh meja kerjaku lagi."
Reza kembali merebahkan badannya membelakangiku
"Aku heran sama kamu Za. Apa dia anak kamu dari wanita lain."
Reza membalikkan badannya memandangku tajam. Lalu kembali lagi membelakangiku.
.......
Reza berangkat tanpa pamit. Akupun tak daya. Biarlah dia berlaku semaunya aja. Aku menunggu kedatangan ega. Sudah hampir jam sebelas siang. Ega belum juga sampai.
"Assalamualaikum...." sapa seorang diluar sana diikuti dengan suara bel.
"Waalaikum salam." jawabku sambul membuaka pintu
"kak evi ....." teriak egga lalu memelukku
"hai ... aduh adikku udah besar ya sekarang"
....... Mall ......
Aku dan Egga jalan ke mall untyk melepas penat. Belanja sesuka hati menghilangkan gunah akibat pertengkaran tadi malam. Ega membeli beberapa pakaian ala-ala remaja. Meskipun diya berhijap. Ega tak mau kalah dengan fashionnya.
"Kak lapar nih. Makan yuk." ajak egga
"kebetulan aku juga lapar, kita cari tempat makan yuk."
aku dan ega keluar mall. melahukan mobil menuju lestoran makanan jepang. keberulan aku dan egga suka makanan jepang.
tak perlu waktu lama kami berdua sudah sampai di lestoran jepang.
Egga yang memang sudah lapar langsung saja masuk mencari tempat duduk dengan suasana yang asik dab mengambil daftar menu.
Aku hanya menggelengkan kepala saja.
Egga memesankan aku makanan. dia sudah sangat tahu apa makanan faforitku jka makan disini.
lama kami menunggu akhirnya makanan itupun sampai di meja kami. tabpa basa basi kami langsung menyantapnya.
"Akhirnya kenyang juga " kara egga membuarku tertawa.
lama kami duduk sambul berbincang, tak sengaja aku menangkap suara tangis seorang bayi. ternyata bayi itu dudukak jauh dari meja kami. Dia dipangku oleh ibunya dan ayahnya mungkin itu yang dusuk di depannya. Aku mengamati betul anak itu. ternyata tak asibg lagi.
"Iya benar bayi itu yang fotonya ada di meja kerja reza." ucapku
"siapa kak .... "egga bertanya
"Kamu sini aja ya de. Aku mau kemeja sebelah."
Aku mendekati mereka, aku yakin laki-laki yang dihadapannya adalah reza.
Dugaanku sangat tepat. kini aku sudah berada diantara mereka. Rezapun kaget. terlihat dari wajahnya.
bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar